Pedagang Rempah
Tak dapat dipungkiri bahwa rempah telah menjadi salah satu penyebab berbondong-bondongnya bangsa Eropa ke Nusantara, terutama ke kawasan timur Indonesia. Portugis mencatatkan sejarah untuk hal yang berkaitan dengan perdagangan rempah. Ini terjadi karena adanya permintaan akan rempah Asia yang meningkat di Eropa, khususnya rempah dari Maluku. Sebagai satu-satunya negara pengekspor rempah dari kawasan ini pada awal abad ke-16, Portugis mengestimasi bahwa ia bisa mengekspor rempah dengan kisaran 50.000-70.000 kwintal.
Niat pun muncul, Portugis berencana untuk menguasai Maluku juga beberapa daerah penghasil rempah lainnya seperti Banda dan Ambon untuk komoditas pala, Jawa untuk komoditas jahe, Banten dan Jawa untuk komoditas merica yang merupakan komoditas dengan harga paling tinggi saat itu. Namun saat ini nilai pasar rempah Indonesia tak semahsyur dahulu kala.
![]() |
Haryanto (40), pedagang rempat dan berbagai macam bumbu masak di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Foto oleh Yunaidi Joepoet) |
Ini adalah posting pertama kami untuk kanal Postcard. Postcard adalah kanal baru di www.ranselkosong.com yang menampilkan visual dengan informasi yang berkaitan dengan sejarah, cerita, maupun kejadian menarik atas foto tersebut. Kedepannya Postcard diharapkan menjadi sebuah cara bercerita dan mengajak pembaca untuk mengenal lebih dekat hal-hal sekitar dari selembar foto.
Tidak ada komentar: