Stasiun Solo Jebres
Perjalanan saya pernah terhenti di stasiun ini, Stasiun Solo Jebres. Tiket kereta Matarmaja yang saya kantongi hanya menempuh jarak Malang - Solo meskipun tujuan utama saya Jakarta. Ketatnya regulasi dari PT.KAI membuat saya mengurungkan niat sebagai penumpang gelap ke Jakarta. Perjalanan saya pun terhenti disini, beruntung malam itu kenalan di Solo bermurah hati memberi tumpangan gratis hingga esok hari. Tak hanya saya, banyak pejalan yang punya pengalaman dengan stasiun ini. Kenangan-kenangan yang terukir di stasiun ini seakan abadi dibalik tembok-tembok yang semakin menua.
Dibangun pada tahun 1884, Stasiun ini menjadi salah satu stasiun tertua di Solo. Kasunanan Surakarta kala itu meminta bantuan perusahan kereta api Hindia Belanda Staats Spoorwegen untuk membangun stasiun ini. Arsitektur stasiun ini bergaya Indische Empire, detail di dindingnya mengingatkan kita dengan gaya bangunan di benua biru. Bagian atas pintu masuk dibuat melengkung dengan tambahan kayu berpola segitiga. Solo Jebres memang tua, namun kharisma stasiun ini tak pernah sirna. Cobalah naik kereta ekonomi dari Jakarta menuju Solo untuk merasakan sensasi Solo Jebres yang sebenarnya.
Dibangun pada tahun 1884, Stasiun ini menjadi salah satu stasiun tertua di Solo. Kasunanan Surakarta kala itu meminta bantuan perusahan kereta api Hindia Belanda Staats Spoorwegen untuk membangun stasiun ini. Arsitektur stasiun ini bergaya Indische Empire, detail di dindingnya mengingatkan kita dengan gaya bangunan di benua biru. Bagian atas pintu masuk dibuat melengkung dengan tambahan kayu berpola segitiga. Solo Jebres memang tua, namun kharisma stasiun ini tak pernah sirna. Cobalah naik kereta ekonomi dari Jakarta menuju Solo untuk merasakan sensasi Solo Jebres yang sebenarnya.
wah, nemu post lama ini. suka banget dengan stasiun ini, langsung jatuh cintaaa..
BalasHapus